motivasi dan komunikasi
Pentingnya Motivasi dalam Organisasi
Motivasi seperti yang telah disebutkan diatas, akan
mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan bawahannya, yang selanjutnya
akan menentukan efektifitas manajer. Ada dua factor yang mempengaruhi tingkat
prestasi seseorang, yaitu kemampuaan individu dan pemahaman tentang perilaku
untuk mencapai prestasi yang maksimal disebut prestasi peranan. Dimana antara
motivasi, kemampuan dan presepsi peranan merupakan satu kesatuan yang saling
berinteraksi.
Sumber motivasi:
· Motivasi Internal
yaitu motivasi dari dalam diri, dari perasaan dan pikiran diri sendiri, tidak
perlu adanya rangsangan dari luar. Orang yang memiliki motivasi internal, akan
memandang dirinya secara positif. Sebagai contoh, seseorang yang melakukan aktivitas
belajar secara terus menerus tanpa adanya motivasi dari luar dirinya dan bila
ditinjau dari segi tujuan kegiatannya, orang tersebut ingin mencapai tujuan
yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri, misal karena ingin
mendapatkan pengetahuan, bukan karena tujuan yang lain.
· Motivasi eksternal
yaitu motivasi dari luar atau mendapatkan rangsangan dari luar. Sebagai contoh,
motivasi seseorang timbul karena dari bacaan yang memotivasi, lingkungan, atau
dari kehidupan keseharian. Sehingga bila ditinjau dari segi tujuannya orang
tersebut tidak langsung terjun didalam apa yang dilakukannya. Hal ini sangat
diperlukan bagi orang yang tidak memiliki motivasi internal.
Dari hal yang telah
disebutkan di atas, maka motivasi tidak hanya timbul dari dalam diri kita
secara sendirinya tetapi dapat ditimbulkan oleh faktor luar atau rangsangan
luar. Dan motivasi yang terdapat dalam diri saya lebih kepada motivasi
eksternal. Motivasi tersebut timbul tidak dari diri saya tetapi ditimbulkan
oleh faktor luar seperti termotivasi untuk mendapatkan hasil atau nilai yang
baik, dari dukungan orang tua, dan meraih cita-cita yang diinginkan. Namun tak
selamanya motivasi eksternal itu timbul, sehingga kita perlu menumbuhkan
motivasi internal dalam diri kita.
1. Dan berikut tips
untuk menumbuhkan motivasi secara internal :
Menciptakan Imbalan.
Kalau kita melakukan sesuatu(A), misal belajar maka akan mendapatkan hasil atau
IPK yang tinggi. Dengan begitu diri kita akan termotivasi untuk melakukan
sesuatu yang berguna(A).
2. Ambil selalu langkah
kecil. Terkadang untuk mendapatkan sesuatu yang besar perlu langkah-langkah
kecil.
3. Menciptakan
Kesusahan. Hal ini merupakan kebalikan dari yang pertama. misalnya kalau kita
tidak melakukan sesuatu (B), misal belajar, maka kita tidak akan mendapatkan
IPK yang tinggi. Tentu kita akan termotivasi untuk melakukan tindakan ini(B).
4. Susun Rencana
beserta langkah-langkahnya. Dengan memiliki rencana, kita seolah-olah punya
alur dan plot menuju tujuan secara teratur. Secara tidak langsung ini akan
memotivasi dalam mencapai tujuan.
Sehingga dapat
disimpulkan bahwa motivasi merupakan sesuatu dorongan yang akan membuat kita
selalu semangat dalam melakukan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Misal,
seorang suami bekerja keras mencari uang demi memberi makan keluarganya. Tanpa
adanya motivasi, cita-cita atau tujuan yang kita targetkan akan sulit
terwujudkan karena kurangnya semangat dalam mencapai tujuan tersebut. Dan
dengan memiliki motivasi yang kuat, kita akan akan memiliki apresiasi dan penghargaan
yang tinggi terhadap diri dan hidup ini, sehingga tidak ada keraguan dalam
mencapai tujuan atau cita-cita kita.
Teori teori motivasi
· Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Kebutuhan dapat
didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara
satu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Apabila pegawai
kebutuhannya tidak terpenuhi maka pegawai tersebut akan menunjukkan perilaku
kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhannya terpenuhi amak pegawai tersebut akan
memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai manifestasi dari rasa puasnya.
Kebutuhan merupakan
fundamen yang mendasari perilaku pegawai. Karena tidak mungkin memahami
perilaku tanpa mengerti kebutuhannya.
Abraham Maslow
(Mangkunegara, 2005) mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia adalah
sebagai berikut :
1. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk
makan, minum, perlindungan fisik, bernapas, seksual. Kebutuhan ini merupakan
kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan yang paling
dasar
2. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan
perlindungan diri dari ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup
3. Kebutuhan untuk rasa memiliki (sosial),
yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan
kebutuhan untuk mencintai serta dicintai
4. Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan
untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain
5. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri,
yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill dan potensi. Kebutuhan untuk
berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, gagasan dan kritik terhadap sesuatu
· Teori Keadilan
Keadilan merupakan daya
penggerak yang memotivasi semangat kerja
seseorang, jadi perusahaan harus bertindak adil terhadap setiap karyawannya.
Penilaian dan pengakuan mengenai perilaku karyawan harus dilakukan secara
obyektif. Teori ini melihat perbandingan seseorang dengan orang lain sebagai
referensi berdasarkan input dan juga hasil atau kontribusi masing-masing
karyawan (Robbins, 2007).
· Teori X dan Y
Douglas McGregor
mengemukakan pandangan nyata mengenai manusia. Pandangan pertama pada dasarnya
negative disebut teori X, dan yang kedua pada dasarnya positif disebut teori Y
(Robbins, 2007).
McGregor menyimpulkan
bahwa pandangan manajer mengenai sifat
manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka
cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi
tersebut.
· Teori dua Faktor Herzberg
Teori ini dikemukakan
oleh Frederick Herzberg dengan asumsi bahwa hubungan seorang individu dengan
pekerjaan adalah mendasar dan bahwa sikap individu terhadap pekerjaan bias
sangat baik menentukan keberhasilan atau kegagalan. (Robbins, 2007).
Herzberg memandang
bahwa kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator intrinsik dan bawa
ketidakpuasan kerja berasal dari
ketidakberadaan faktor-faktor ekstrinsik. Faktor-faktor ekstrinsik
(konteks pekerjaan) meliputi :
1. Upah
2. Kondisi kerja
3. Keamanan kerja
4. Status
5. Prosedur perusahaan
6. Mutu penyeliaan
7. Mutu hubungan interpersonal antar sesama
rekan kerja, atasan, dan bawahan
Keberadaan
kondisi-kondisi ini terhadap kepuasan karyawan tidak selalu memotivasi mereka.
Tetapi ketidakberadaannya menyebabkan ketidakpuasan bagi karyawan, karena
mereka perlu mempertahankan setidaknya suatu tingkat ”tidak ada kepuasan”,
kondisi ekstrinsik disebut ketidakpuasan,atau faktor hygiene. Faktor Intrinsik
meliputi :
1. Pencapaian prestasi
2. Pengakuan
3. Tanggung Jawab
4. Kemajuan
5. Pekerjaan itu sendiri
6. Kemungkinan berkembang.
Tidak adanya
kondisi-kondisi ini bukan berarti membuktikan kondisi sangat tidak puas. Tetapi
jika ada, akan membentuk motivasi yang kuat yang menghasilkan prestasi kerja
yang baik. Oleh karena itu, faktor ekstrinsik tersebut disebut sebagai pemuas
atau motivator.
· Teori Kebutuhan McClelland
Teori kebutuhan
McClelland dikemukakan oleh David McClelland dan kawan-kawannya. Teori ini
berfokus pada tiga kebutuhan, yaitu (Robbins, 2007) :
a. Kebutuhan pencapaian (need for achievement)
: Dorongan untuk berprestasi dan mengungguli, mencapai standar-standar, dan
berusaha keras untuk berhasil.
b. Kebutuhan akan kekuatan (need for pewer) :
kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka
tidak akan berperilaku sebaliknya.
c. Kebutuhan hubungan (need for affiliation) :
Hasrat untuk hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab.
Apa yang tercakup dalam
teori yang mengaitkan imbalan dengan prestasi seseorang individu . Menurut
model ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor,
baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal
adalah :
a. Persepsi seseorang mengenai diri sendiri
b. Harga diri
c. Harapan pribadi
d. Kebutuhaan
e. Keinginan
f. Kepuasan kerja
g. Prestasi kerja yang dihasilkan.
Sedangkan faktor
eksternal mempengaruhi motivasi seseorang, antara lain ialah :
a. Jenis dan sifat pekerjaan
b. Kelompok kerja dimana seseorang bergabung
c. Organisasi tempat bekerja
d. Situasi lingkungan pada umumnya
e. Sistem imbalan yang berlaku dan cara
penerapannya.
Teori proses
2. Teori Proses
(Process Theory)
Teori ini juga terdiri
dari empat teori pendukung, yaitu :
a. Equity Theory (S.
Adams)
Inti teori ini terletak
pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan kesenjangan antara
usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang diterima.
Artinya, apabila seorang pegawai mempunyai persepsi bahwa imbalan yang
diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi, yaitu :
1) Seorang akan
berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar.
2) Mengurangi
intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung
jawabnya.
Dalam menumbuhkan suatu
persepsi tertentu, seorang pegawai biasanya menggunakan empat macam hal sebagai
pembanding, hal itu antara lain :
1) Harapannya tentang
jumlah imbalan yang dianggapnya layak diterima berdasarkan kualifikasi pribadi,
seperti pendidikan, keterampilan, sifat pekerjaan dan pengalamannya;
2) Imbalan yang
diterima oleh orang lain dalam organisasi yang kualifikasi dan sifat
pekerjaannnya relatif sama dengan yang bersangkutan sendiri;
3) Imbalan yang
diterima oleh pegawai lain di organisasi lain di kawasan yang sama serta
melakukan kegiatan sejenis;
4) Peraturan
perundang-undangan yang berlaku mengenai jumlah dan jenis imbalan yang pada
nantinya akan menjadi hak dari para pegawai yang bersangkutan.
b. Expectancy Theory (
Victor Vroom)
Victor Vroom (1964)
mengembangkan sebuah teori motivasi berdasarkan kebutuhan infernal, tiga asumsi
pokok Vroom dari teorinya adalah sebagai berikut :
1) Setiap individu
percaya bahwa bila ia berprilaku dengan cara tertentu, ia akan memperoleh hal
tertentu. Ini disebut sebuah harapan hasil (outcome expectancy) sebagai penilaian
subjektif seseorang atas kemungkinan bahwa suatu hasil tertentu akan muncul
dari tindakan orang tersebut.
2) Setiap hasil
mempunyai nilai, atau daya tarik bagi orang tertentu. Ini disebut valensi
(valence) sebagai nilai yang orang berikan kepada suatu hasil yang diharapkan.
3) Setiap hasil
berkaitan dengan suatu persepsi mengenai seberapa sulit mencapai hasil
tersebut. Ini disebut harapan usaha (effort expectancy) sebagai kemungkinan
bahwa usaha seseorang akan menghasilkan pencapaian suatu tujuan tertentu.
Motivasi dijelaskan
dengan mengkombinasikan ketiga prinsip ini. Orang akan termotivasi bila ia
percaya bahwa :
1) Suatu perilaku
tertentu akan menghasilkan hasil tertentu
2) Hasil tersebut punya
nilai positif baginya
3) Hasil tersebut dapat
dicapai dengan usaha yang dilakukan seseorang
Dengan kata lain
Motivasi, dalam teori harapan adalah keputusan untuk mencurahkan usaha.
c. Goal Setting Theory
(Edwin Locke)
Edwin Locke
mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme
motivasional yakni :
1) tujuan-tujuan
mengarahkan perhatian;
2) tujuan-tujuan
mengatur upaya;
3) tujuan-tujuan
meningkatkan persistensi; dan
4) tujuan-tujuan
menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan.
Teori ini juga
mengungkapkan hal hal sebagai berikut :
1) Kuat lemahnya
tingkah laku manusia ditentukan oleh sifat tujuan yang hendak dicapai.
2) Kecenderungan
manusia untuk berjuang lebih keras mencapai suatu tujuan, apabila tujuan itu
jelas, dipahami dan bermanfaat.
3) Makin kabur atau
makin sulit dipahami suatu tujuan, akan makin besar keengganan untuk bertingkah
laku.
d. Reinforcement Theory
( B.F. Skinner)
Teori ini didasarkan
atas “hukum pengaruh”. Tingkah laku dengan konsekuensi positif cenderung untuk
diulang, sementara tingkah laku dengan konsekuensi negatif cenderung untuk
tidak diulang.
Rangsangan yang didapat
akan mengakibatkan atau memotivasi timbulnya respon dari seseorang yang
selanjutnya akan menghasilkan suatu konsekuensi yang akan berpengaruh pada
tindakan selanjutnya. Konsekuensi yang terjadi secara berkesinambungan akan
menjadi suatu rangsangan yang perlu untuk direspon kembali dan mengasilkan
konsekuensi lagi. Demikian seterusnya sehingga motifasi mereka akan tetap
terjaga untuk menghasilkan hal-hal yang positif.
Pengertian komunikasi
Pengertian Komunikasi
menurut para ahli
- William J. Seller menyatakan bahwa
Pengertian Komunikasi adalah proses dimana simbol verbal dan nonverbal
dikirimkan, diterima dan diberi arti.
- Raymond Ross menyatakan bahwa Pengertian Komunikasi adalah proses
menyortir, memilih dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu
pendengar membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang
dimaksudkan oleh komunikator.
- Carl I. Hovland menyatakan bahwa Pengertian
Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan
rangsangan (biasanya dengan menggunakan lambang verbal) untuk mengubah perilaku
orang lain.
- Onong Uchjana Effendy menyatakan bahwa
Pengertian Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada
orang lain untuk memberitahu, berpendapat, mengubah sikap atau perilaku baik
secara langsung ataupun tidak langsung.
- Colin Cherry menyatakan bahwa Pengertian
Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan informasi untuk
mencapai tujuan bersama dan komunikasi merupakan kaitan hubungan yang
ditimbulkan oleh penerus rangsangan dan pembangkitan balasannya.
- Forsdale menyatakan bahwa Pengertian
Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu sistem dibentuk, dipelihara, dan
diubah dengan tujuan bahwa sinyal-sinyal yang dikirimkan dan diterima dilakukan
sesuai dengan aturan.
- Everett M. Rogers menyatakan bahwa
Pengertian Komunikasi adalah proses suatu ide dialihkan dari satu sumber kepada
satu atau banyak penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
- Ruben dan Steward menyatakan bahwa
Pengertian Komunikasi mengenai manusia merupakan proses yang melibatkan
individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat
yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu
sama lain.
Proses komunikasi
Proses komunikasi
adalah bagaimana sang komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya,
sehingga dapat dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan
komunikatornya. Proses Komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi
yag efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya).
Proses Komunikasi,
banyak melalui perkembangan. Pada penjelasan ini, akan dijelaskan berbagai
proses komunikasi melalui model-model komunikasi itu sendiri :
1.1Model Komunikasi
Aristoteles
Aristoteles menerangkan
tentang model komunikasi dalam bukunya Rhetorica, bahwa setiap komunikasi akan
berjalan jika terdapat 3 unsur utama :
Pembicara, yaitu orang yang menyampaikan
pesan
Apa yang akan dibicarakan (menyangkut Pesan
nya itu sendiri)
Penerima, orang yang menerima pesan
tersebut.
1.2 Model Komunikasi
David K.Berlo
Dalam model komunikasi
David K.Berlo, diketahui bahwa komunikasi terdiri dari 4 Proses Utama yaitu
SMRC (Source, Message, Channel, dan Receiver) lalu ditambah 3 Proses sekunder,
yaitu Feedback, Efek, dan Lingkungan.
Saluran Komunikasi Dalam Organisasi dan Peranan Komunikasi Informal
10.3 Ada tiga hal
penting dalam mempelajari komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi :
a. Informasi yang menjadi sumber komunikasi
b. Bagaimana proses komunikasi tersebut
c. Komunikasi antar orang dalam organisasi
Jika ketiga hal tersebut
tidak banyak mengalami hambatan maka komunikasi dalam organisasi akan berjalan
lebih berhasil sehingga pelaksanaan pencapaian tujuan menjadi lebih baik.
Komunikasi Ke Bawah
Komunikasi ke bawah dalam suatu organisasi
berarti ia mengalir dari wewenang yang lebih tinggi ke wewenang yang lebih
rendah. Bentuk yang paling umum adalah instruksi, memo resmi, pernyataan
tentang kebijakan perusahaan, prosedur, pedoman kerja, dan pengumuman
perusahaan.
Menurut Katz dan Kahn, komunikasi ke bawah
mempunyai lima tujuan pokok, yaitu :
1. Memberi pengarahan atau instruksi kerja
2. Memberi informasi mengapa suatu pekerjaan
harus dilaksanakan
3. Memberi informasi tentang prosedur dan
praktek organisasional
4. Memberi umpan balik pelaksanaan kerja kepada
para karyawan
5. Meyajikan informasi mengenai aspek idiologi
yang dapat membantu organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin
dicapai.
Namun di satu sisi,
komunikasi ke bawah juga mengandung kelemahan, yaitu kemungkinan terjadinya penyaringan
atau sensor informasi penting sebelum disampaikan kepada para bawahan artinya,
informasi yang diterima bawahan tidak seperti aslinya. Davis memberikan
saran-saran dalam hal itu sebagai berikut :
1. Pimpinan hendaklah sangggup memberikan
informasi kepada karyawan apabila dibutuhkan mereka. Jika pimpinan tidak
mempunyai informasi yang dibutuhkan mereka dan perlu mengatakan terus terang
dan berjanji akan mencarikannya
2. Pimipinan hendaklah membagi informasi yang
dibutuhkan oleh karyawan.
3. Pimpinan mengembangkan suatu perencanaan
komunikasi, sehingga karyawan dapat mengetahui informasi yang dapt
diharapkannya.
4. Berusaha membentuk kepercayaan diantara
pengirim dan penerima pesan.
Komunikasi ke Atas
Kebutuhan akan komunikasi ke bawah sama
banyaknya dengan jumlah komunikasi ke atas. Alat komunikasi ke atas yang sering
digunakan secara luas terdiri dari kotak saran, rapat kelompok, laporan kepada
penyelia, dan prosedur permohonan atau keluhan. Bentuk komunikasi ini biasanya
tersendat-sendat dan tersaring. Setiap jenjang pimpinan enggan meneruskan
masalah ke atas karea hal itu dapat dipadang sebagai pengakun kegagalan. Para
pegawai biasanya cenderung hanya memberitahu atasan tentang hal-hal yang
menurut mereka ingin didengar atasan. Jadi, setiap bawahan memiliki alasa untuk
memilih, menafsirkan dan berbagai tindakan penyaringan informasi lainnya.
Komunikasi Horisontal
Tersedianya arus komunikasi horisontal
sering kali dilupakan dalam sebuah desian organisasi. Komunikasi horisontal
sangat penting bagi koordinasi dan integrasi dari beraneka ragam fungsi
keorganisasian. Komunikasi dari teman sejawat ke teman sejawat sering kali
diperlukan untuk mengadakan koordinasi dan dapat juga memberikan kepuasan
terhadap kebutuhan sosial.
Komuniksasi Diagonal
Jenis komunikasi ini jarang sekali
dipergunakan, namun komunikasi diagonal adalah penting dalam penting dalam
keadaan dimana para anggota tidak dapat berkomunikasi secara efektif lewat jalur
lain. Sebagian mungkin melibatkan tenaga penjualan yang mengirim laporan khusus
langsung kepada pengawas keuanganan, dan tidak melewati jalur tradisional dalam
departemen pemasaran.
Peranan Komunikasi
Informal
Dalam suatu organisasi
baik yang berorientasi komersial maupun sosial, tindak komunikasi dalam
organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu:
1. Fungsi informatif
Organisasi dapat
dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi (information-processing
system). Maksudnya, seluruh anggota
dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak,
lebih baik dan tepat waktu.
Informasi yang didapat
memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara
lebih pasti informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai
perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi.
Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat
suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam
organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan)
membutuhkan informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan,
izin cuti dan sebagainya.
2. Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini
berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua
hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini, yaitu:
atasan atau orang-orang yang berada dalam
tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan
semua informasi yang disampaikan.
Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberikan
instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka
ditempatkan pada lapis atas (position of authority) supaya perintah-perintahnya
dilaksanakan sebagaimana semestinya.
Namun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak
bergantung pada:
- keabsahan pimpinan dalam penyampaikan
perintah
- kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi
- kepercayaan bawahan terhadap atasan
sebagai seorang pemimpin sekaligus sebagai pribadi
-
tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan.
berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya
berorientasi pada kerja. Artinya,
bawahan membutuhkan kepastian peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan
tidak boleh untuk dilaksanakan.
3. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu
organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai
dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan
ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada
memberi perintah. Sebab pekerjaan yang
dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih
besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan
kewenangannya.
4. Fungsi Integratif
Setiap organisasi
berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat dilaksanakan
tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua
saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut
(newsletter, buletin) dan laporan kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi
informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja,
pertandingan olahraga ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan
keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap
organisasi.
HAMBATAN HAMBATAN KOMUNIKASI EFEKTIF
di dalam komunikasi selalu
ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran jalannya proses komunikasi .
Sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan tidak dapat diterima dan
dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau receiver.
Menurut Ron
Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkankomunikasi
tidak efektif yaitu adalah :
1. Status effect
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
2. Semantic
Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
3.
Perceptual distorsion
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
4. Cultural
Differences
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan , agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan , agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
5. Physical
Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
6. Poor
choice of communication channels
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
7. No Feed
back
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.
Komentar
Posting Komentar