MANAJEMEN
· Pengertian manajemen
Manajemen
adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi Mary Parker
Follet ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan
orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan
manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara
efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara
benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan
dan diterima secara universal
manajemen dan manajer
· Fungsi manajemen
Fungsi
manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam
proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan
kegiatan untuk mencapai tujuan.[butuh rujukan] Fungsi manajemen pertama kali
diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal
abad ke-20.[butuh rujukan] Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen,
yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan.
Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga[butuh
rujukan], yaitu:
Perencanaan (planning) adalah memikirkan
apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan
untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk
memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum
mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan
dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses
terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi
lainnya tak dapat berjalan.
Pengorganisasian (organizing) dilakukan
dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih
kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan
menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah
dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan
tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana
tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas
tersebut, dan pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
Pengarahan (directing) adalah suatu
tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai
sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.
Keterampilan
manajer
Gambar
ini menunjukan keterampilan yang dibutuhkan manajer pada setiap tingkatannya.
· Keterampilan manajerial
Robert
L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal
tiga keterampilan dasar. Ketiga
keterampilan tersebut adalah:
1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus
memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan
organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan
menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu.
Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya
disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan
konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga
perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan
berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan.
Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan
yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan
akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka
kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan
manajemen atas, menengah, maupun bawah.
3. Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan
bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini
merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya
menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan
lain-lain.
Selain
tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan
dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu :
4. Keterampilan manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada
kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara
bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun
2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan
bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji
Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana
dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan
perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil
dari Frankfort. Namun, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga,
dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas
perusahaan.
5. Keterampilan membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan
masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat
keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok
manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan
keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari
berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer
harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif
yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan
alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap
berada di jalur yang benar.
· Evolusi teori manajemen
1. Teori Manajemen Klasik
Prinsip
Teori Manajemen Aliran Klasik .Awal sekali ilmu manajemen timbul akibat
terjadinya revolusi industri di Inggris pada abad 18. Para pemikir tersebut
rnemberikan perhatian terhadap masalah-masalah manajemen yang timbul baik itu
di kalangan usahawan, industri maupun masyarakat. Para pemikir itu yang
terkenaI antara lain, Robert Owen, Henry Fayol, Frederick W. Taylor dan
lainnya.
•
Robert Owen (1771 -1858)
Robert
Owen adalah orang yang menentang praktek-praktek memperkerjakan anak-anak usia
5 atau 6 tahun dan standar kerja 13 jam per hari. Tersentuh dengan kondisi
kerja yang amat menyedihkan itu, beliau mengajukan adanya perbaikan terhadap
kondisi kerja ini. Pada tahun-tahun awal revolusi industri, ketika para pekerja
dianggap instrumen yang tidak berdaya, Owen melihat rneningkatkan kondisi kerja
di pabrik, rnenaikkan usia minimum kerja bagi anak-anak, mengurangi jam kerja
karyawan, menyediakan makanan bagi karyawan pabrik, mendirikan toko-toko untuk
menjual keperluan hidup karyawan dengan harga yang layak, dan berusaha
memperbaiki lingkungan hidup tempat karyawan tinggal, dengan membangun
rumah-rumah dan membuat jalan, sehingga lingkungan hidup dan pabrik rnenjadi
menarik. Sebab itu, beliau disebut " : Bapak Personal Manajemen Modern".
Selain itu, Owen lebih banyak memperhatikan pekerja, karena menurutnya,
investasi yang penting bagi manajer adalah sumber daya manusia. Selain mengenai
perbaikan kondisi kerja, beliau juga rnembuat prosedur untuk meningkatkan
produktivitas, seperti prosedur penilaian kerja dan bersaing juga secara
terbuka.
•
Henry Fayol (1841 -1925)
Pada
tahun 1916, dengan sebutan teori manajemen klasik yang sangat memperhatikan
produktivitas pabrik dan pekerja, disamping memperhatikan manajemen bagi satu
organisasi yang kompleks, sehingga beliau menampilkan satu metode ajaran
manajemen yang lebih utuh dalam bentuk cetak biru. Fayol berkeyakinan
keberhasilan para manajer tidak hanya ditentukan oleh mutu pribadinya, tetapi
karena adanya penggunaan metode manajemen yang tepat. Sumbangan terbesar dari
Fayol berupa pandangannya tentang manajemen yang bukanlah semata kecerdasan
pribadi, tetapi lebih merupakan satu keterampilan yang dapat diajarkan dari
dipahami prinsip-prinsip pokok dan teori umumnya yang telah dirumuskan. Fayol
membagi kegiatan dan operasi perusahaan ke dalam 6 macam kegiatan :
a)
Teknis (produksi) yaitu berusaha menghasilkan dan membuat barang-barang
produksi.
b)
Dagang (Beli, Jual, Pertukaran) dengan tara mengadakan pembelian bahan mentah
dan menjual hasil produksi
c)
Keuangan (pencarian dan penggunaan optimum atas modal) berusaha mendapatkan dan
menggunakan modal.
d)
Keamanan (perlindungan harga milik dan manusia) berupa melindungi pekerja dan
barang-barang kekayaan perusahaan.
e)
Akuntansi dengan adanya pencatatan dan pembukuan biaya, utang, keuntungan dan
neraca, serta berbagai data statistik.
· Manajemen Klasik :
1.
Pengembangan manajemen di lakukan oleh teoritis.
2.
Investasi terbesar adalah karyawan
3.
Tenaga kerja di beri pelatihan keterampilan sesuai operasi pabrik.
4.
Karyawan bertanggung jawab atas pekerjaan tertentu yang berulang.
5.
Adanya skema pembagian keuntungan.
2. Teori Prilaku
Tiga
dekade, dimulai pada permulaan tahun 1950-an, penelitian mengenai perilaku
pemimpin telah didominasi oleh suatu fokus pada sejumlah kecil aspek dari
perilaku. Kebanyakan studi mengenai perilaku kepemimpinan selama periode
tersebut menggunakan kuesioner untuk mengukur perilaku yang berorientasi pada
tugas dan yang berorientasi pada hubungan. Beberapa studi telah dilakukan untuk
melihat bagaimana perilaku tersebut dihubungkan dengan kriteria tentang
efektivitas kepemimpinan seperti kepuasan dan kinerja bawahan. Peneliti-peneliti
lainnya menggunakan eksperimen laboratorium atau lapangan untuk menyelidiki
bagaimana perilaku pemimpin mempengaruhi kepuasan dan kinerja bawahan. Jika
kita cermati, satu-satunya penemuan yang konsisten dan agak kuat dari teori
perilaku ini adalah bahwa para pemimpin yang penuh perhatian mempunyai lebih
banyak bawahan yang puas.
Hasil
studi kepemimpinan Ohio State University menunjukkan bahwa perilaku pemimpin
pada dasarnya mengarah pada dua kategori yaitu consideration dan initiating
structure. Hasil penelitian dari Michigan University menunjukkan bahwa perilaku
pemimpin memiliki kecenderungan berorientasi kepada bawahan dan berorientasi
pada produksi/hasil. Sementara itu, model leadership continuum dan Likert’s
Management Sistem menunjukkan bagaimana perilaku pemimpin terhadap bawahan
dalam pembuatan keputusan. Pada sisi lain, managerial grid, yang sebenarnya
menggambarkan secara grafik kriteria yang digunakan oleh Ohio State University
dan orientasi yang digunakan oleh Michigan University. Menurut teori ini,
perilaku pemimpin pada dasarnya terdiri dari perilaku yang pusat perhatiannya
kepada manusia dan perilaku yang pusat perhatiannya pada produksi. Jadi prilaku
yang menyimpang dari kepemimpinan bangsa ini, hemat saya tidak mencitrakan kepribadian
seorang pemimpin yang humanis dan cendrung kepada Ambition of blind bagi
dirinya dan golongannya yang tidak dapat termanifestasi bagi masyarakat
keseluruhan. Pemimpin bukan hanya menjadi milik segolongan orang tetapi milik
semua golongan, termasuk pemimpin negeri ini.
3. Teori Kuantitatif (Riset Operasi dan Ilmu Manajemen)
Pendekatan
kuantitatif adalah penggunaan sejumlah teknik kuantitatif—seperti statistik,
model optimasi, model informasi, atau simulasi komputer—untuk membantu
manajemen dalam mengambil keputusan. Sebagai contoh, pemrograman linear
digunakan para manajer untuk membantu mengambil kebijakan pengalokasian sumber
daya analisis jalur kritis (Critical Path Analysis) dapat digunakan untuk
membuat penjadwalan kerja yang lebih efesien; model kuantitas pesanan ekonomi
(Economic Order Quantity Model) membantu manajer menentukan tingkat persediaan
optimum dan lain-lain.
Pengembangan
kuantitatif muncul dari pengembangan solusi matematika dan statistik terhadap
masalah militer selama Perang Dunia II. Setelah perang berakhir, teknik-teknik
matematika dan statistika yang digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan
militer itu diterapkan di sektor bisnis. Pelopornya adalah sekelompok perwira
militer yang dijuluki “Whiz Kids”. Para perwira yang bergabung dengan Ford
Motor Company pada pertengahan 1940-an ini menggunakan metode statistik dan
model kuantitatif untuk memperbaiki pengambilan keputusan di Ford. Ditandai
dengan perkembangan tim-tim riset Operasi dalam pemecahan masalah-masalah
industri, sejalan dengan perkembangan dunia teknologi, prosedur-prosedur riset
operasional kemudian diformulasikan dan disebut dengan aliran Management
Science.
Langkah-langkah
pendekatan Management Science adalah sebagai berikut :
1.
Perumusan masalah
2.
Penyusunan suatu model matematis
3.
Mendekatkan penyelesaian dari model
4.
Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model
5.
Penetapan pengawasan atas hasil-hasil
6.
Pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi
· Manajemen dan lingkungan eksternal
Definisi Lingkungan
Manajer
adalah orang yang melakukan kegiatan manajemen. Lebih lengkap lagi manajer
adalah individu yang bertanggung jawab secara langsung untuk memastikan
kegiatan dalam sebuah organisasi dijalankan bersama para anggota dari
organisasi
Faktor-faktor Lingkungan Eksternal Mikro dan Makro
Lingkungan
ekstern atau eksternal terdiri atas unsur-unsur yang berada di luar organisasi,
dimana unsur-unsur ini tidak dapat dikendalikan dan diketahui terlebih dahulu
oleh manajer, disamping itu juga akan mempengaruhi manajer di dalam pengambilan
keputusan yang akan dibuat. Unsur-unsur lingkungan eksternal organisasi
contohnya yaitu perubahan perekonomian, peraturan pemerintah, perilaku konsumen
atau masyarakat, perkembangan teknologi, politik dan lain sebagainya.
Lingkungan
eksternal dibagi menjadi dua yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro. 1.
Lingkungan eksternal mikro yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh langsung
terhadap kegiatan manajemen. Lingkungan eksternal makro yaitu lingkungan yang
mempunyai pengaruh tidak langsung.
Tanggung Jawab Sosial Manajer
Perubahan konsep manajerial dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. Seorang manajer mempunyai tanggung jawab social atas keputusan-keputusan yang diambil, mengapa dikatakan demikian karena mempengaruhi dalam pencapaian tujuan organisasi baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka panjang, disamping itu juga menyangkut hajat hidup orang banyak yang kesemuanya menggantungkan dirinya kepada organisasi tersebut (ini kalau dilihat dari segi dimana seseorang bekerja). Atas dasar ini maka seorang manajer dituntut untuk dapat mengimplementasikan etika berusaha (the ethics of manager). Ada lima faktor yang mempengaruhi keputusan manajer dalam etika berusaha ini, yaitu hukum; peraturan-peraturan pemerintah termasuk di dalamnya undang-undang yang dikeluarkan oleh pemerintah; kode etik industri dan perusahaan tekanan-tekanan sosial; tegangan antar standar perorangan dan kebutuhan organisasisumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen
Komentar
Posting Komentar